Tentang Patah Hati di Usia 25 Tahun..
Desember 26, 2018
Larasatinesa.com - Dulu saya pernah jadi orang yang paling bahagia di dunia karena saya bersyukur bisa memiliki seseorang yang sangat menyayangi saya, begitu pula sebaliknya. Seseorang yang membuat saya rela mengorbankan apapun. Seseorang yang saya nggak tahu lagi harus gimana saya bisa hidup kalau nggak ada dia. Seseorang yang saya banggakan karena saya perjuangkan dari nol sampai dia melesat ke atas.
Sampai akhirnya hari yang tidak pernah saya duga itu datang, dimana Tuhan bekerja untuk memisahkan dia dari saya dengan cara yang sangat menyakitkan. Iya. Tuhan maha membolak-balikan hati hamba-Nya dalam sekejap.
Saya nggak akan cerita lagi detail-nya gimana. Karena sebelumnya saya pernah menceritakan itu di sini dan saya nggak menyangka kalau ceritanya sudah di share lebih dari 2700 kali selama 2 tahun ini.
Kalian pernah dengar nggak ada sebuah pernyataan yang bilang "kamu yang sekarang terbentuk dari masa lalu kamu". Saya dulu nggak 100% percaya sama ungkapan itu. Masa lalu ya udah nggak akan bisa diapa-apain, masa depan sudah pasti lebih baik, nggak akan sama dengan masa lalu.
Sampai akhirnya hari yang tidak pernah saya duga itu datang, dimana Tuhan bekerja untuk memisahkan dia dari saya dengan cara yang sangat menyakitkan. Iya. Tuhan maha membolak-balikan hati hamba-Nya dalam sekejap.
Saya nggak akan cerita lagi detail-nya gimana. Karena sebelumnya saya pernah menceritakan itu di sini dan saya nggak menyangka kalau ceritanya sudah di share lebih dari 2700 kali selama 2 tahun ini.
***
source: unsplash |
Namun akhirnya semua pikiran itu berubah ketika saya berumur 25 tahun. Diumur tersebut saya 'dipaksa' untuk menjadi dewasa. Saya merasakan goncangan dalam hidup yang menurut saya itu adalah titik terendah dalam hidup. Saya depresi, trauma, krisis percaya diri, dan hidup saya udah nggak ada artinya lagi. Iya. Saya mengalami patah hati yang sangat hebat pada waktu itu. Impian saya bertahun-tahun harus hancur berkeping-keping dalam waktu semalam.
Sejak itu kehidupan saya berubah 360 derajat. Hampir semuanya menghilang, tidak ada satu orang pun yang dapat 'membantu' meringankan beban hidup saya. Ketika saya bercerita pun, mereka hanya mendengarkan untuk sekadar kepo yang dilanjut membicarakan hal-hal buruk tentang saya di belakang. Mirisnya mereka itu adalah teman dan saudara sendiri.
Mungkin juga saya yang salah, terlalu bergantung dan berharap pada manusia. Segitu nelangsanya saya ingin dikasihani.
Namun akhirnya saya mengerti bahwa yang bisa menyembuhkan semua hanya diri saya sendiri. Saat itu yang bisa saya lakukan hanya mendekatkan diri pada Tuhan, nggak ada lagi. Kalau boleh jujur saya sampai 'diobati' oleh seseorang. Katanya, sedikit lagi saya lengah, saya udah dipastikan bakal kena gangguan mental.
Lalu, bagaimana caranya survive dari patah hati?
Namun akhirnya saya mengerti bahwa yang bisa menyembuhkan semua hanya diri saya sendiri. Saat itu yang bisa saya lakukan hanya mendekatkan diri pada Tuhan, nggak ada lagi. Kalau boleh jujur saya sampai 'diobati' oleh seseorang. Katanya, sedikit lagi saya lengah, saya udah dipastikan bakal kena gangguan mental.
Lalu, bagaimana caranya survive dari patah hati?
Pertama.
Dari situ saya mulai mengurangi untuk membicarakan tentang kesedihan yang terjadi di hidup saya pada orang lain, apalagi mengeluh di social media. Hidup saya terlalu drama kalau terus-terusan baper sama masa lalu. Saya harus bisa memaafkan masa lalu bagaimana pun caranya agar saya hidup tenang kembali. Walaupun itu nggak mudah dan butuh hampir 2 tahun untuk menyadari bahwa saya baik-baik saja. Lagi pula, apa yang akan saya dapatkan kalau saya menceritakan kesedihan pada orang lain?
Kedua.
Sekarang saya selalu menjaga jarak dengan orang lain. Butuh waktu lama buat saya bisa percaya sama orang lain. Maklum saya dulu nggak hanya dikecewakan oleh dia saja, tapi semua keluarganya pun ikut 'menyerang' saya tanpa tahu yang sebenarnya terjadi.
Jadi, saya emang orangnya gampang akrab, tapi nggak semua orang bisa saya ceritain tentang masa lalu saya meskipun kelihatannya dekat. Ibaratnya gini; beberapa teman ada yang cuma enak diajak curhat, ada yang enak cuma buat kerja bareng, dan ada yang enak cuma buat traveling bareng. Kalau semua kriteria tsb masuk, sudah dipastikan mereka adalah sahabat saya. 😁
Ketiga.
Keempat.
Kalau kata koh Alexander Thian: "Cuek is the way of life". Saya yang sekarang jadi lebih bodoamat. Saya udah nggak ada waktu buat meladeni orang-orang yang drama di sekitar saya, karena waktu saya saat ini berharga. It means saya punya banyak hal yang harus saya lakukan dan capai. Drama kalian bukan urusan saya.
PS: Monmaap nih, dulu kan saya udah kenyang dramanya. So, sekarang udah bukan masanya lagi. Jadi, harap dimaklum ya. 😂
Apa kabar saya sekarang?
Im fine. Totally fine now.
Dari situ saya mulai mengurangi untuk membicarakan tentang kesedihan yang terjadi di hidup saya pada orang lain, apalagi mengeluh di social media. Hidup saya terlalu drama kalau terus-terusan baper sama masa lalu. Saya harus bisa memaafkan masa lalu bagaimana pun caranya agar saya hidup tenang kembali. Walaupun itu nggak mudah dan butuh hampir 2 tahun untuk menyadari bahwa saya baik-baik saja. Lagi pula, apa yang akan saya dapatkan kalau saya menceritakan kesedihan pada orang lain?
Kedua.
Sekarang saya selalu menjaga jarak dengan orang lain. Butuh waktu lama buat saya bisa percaya sama orang lain. Maklum saya dulu nggak hanya dikecewakan oleh dia saja, tapi semua keluarganya pun ikut 'menyerang' saya tanpa tahu yang sebenarnya terjadi.
Jadi, saya emang orangnya gampang akrab, tapi nggak semua orang bisa saya ceritain tentang masa lalu saya meskipun kelihatannya dekat. Ibaratnya gini; beberapa teman ada yang cuma enak diajak curhat, ada yang enak cuma buat kerja bareng, dan ada yang enak cuma buat traveling bareng. Kalau semua kriteria tsb masuk, sudah dipastikan mereka adalah sahabat saya. 😁
Ketiga.
Saya sudah menjauhi beberapa circle pertemanan yang akan membuat kesehatan mental saya jadi semakin buruk, terlebih circle tersebut datangnya dari orang-orang masa lalu. Beberapa di antara teman lama sempat ngatain saya sombong sekarang, thats ok. Itu semua karena pola pikir saya berubah, dan mereka masih tetap begitu nggak ada bedanya kayak dulu. Saya seringkali menolak ajakan bertemu dengan mereka, hanya karena saya nggak mau waktu saya terbuang sia-sia melihat dan mendengarkan kekonyolan mereka yang masih tetap sama.
Itulah pentingnya membedakan Nesa diumur 20 dengan Nesa diumur 28. Sekiranya itu jadi toxic buat saya, lebih baik saya tinggalin.
Salah satu sahabat saya pernah bilang: " As long as you confident with your self, gausah takut gapunya temen. Gausah berusaha baik untuk semua orang, you don't deserve to be "yes man" for everyone just to get their friendship. "
Growing up means you realizing a lot of your friends are'nt really your friends.
Salah satu sahabat saya pernah bilang: " As long as you confident with your self, gausah takut gapunya temen. Gausah berusaha baik untuk semua orang, you don't deserve to be "yes man" for everyone just to get their friendship. "
Growing up means you realizing a lot of your friends are'nt really your friends.
Keempat.
Kalau kata koh Alexander Thian: "Cuek is the way of life". Saya yang sekarang jadi lebih bodoamat. Saya udah nggak ada waktu buat meladeni orang-orang yang drama di sekitar saya, karena waktu saya saat ini berharga. It means saya punya banyak hal yang harus saya lakukan dan capai. Drama kalian bukan urusan saya.
PS: Monmaap nih, dulu kan saya udah kenyang dramanya. So, sekarang udah bukan masanya lagi. Jadi, harap dimaklum ya. 😂
***
Apa kabar saya sekarang?
Im fine. Totally fine now.
Jadi ya, setiap manusia di dunia ini punya masalah. Tapi ada 2 tipe manusia juga di dunia yang suka cerita dan tidak ingin cerita. Saya diam dan terlihat bahagia-bahagia aja (apalagi di socmed) bukan berarti nggak punya masalah. Makanya saya selalu suka dengan quote Bahasa Belanda ini:
"De diepte van de zee kan meten, de diepte van het hart niemand weet"
"De diepte van de zee kan meten, de diepte van het hart niemand weet"
Artinya: dalamnya lautan sulit dijangkau, begitu pula dalamnya hati manusia juga sulit dijangkau.
Kalian kan nggak tahu kalau saya juga manusia biasa yang kadang bisa tertekan karena hidupnya selalu dibandingkan dengan hidup orang lain-yang -menurut-orangtua-saya-lebih-'berhasil'-terlebih-dalam-urusan-berumah-tangga. Hhh.
Jadi kalau sekarang saya lebih banyak diam dan tidak lagi bercerita pada kalian, bukan berarti saya angkuh dan membenci, tapi ada banyak hal yang nggak perlu kalian tahu. Apalah saya, bukan artis juga. Teu penting. 😂
Dan lagi, saya sudah janji sama diri saya buat nggak share apapun yang menyedihkan. Biar saja orang tahunya saya bahagia terus, biar jadi doa.
Baca Juga: Belajar dari Sebuah Perpisahan
Pelajaran yang bisa diambil dari patah hati itu..
Saya meyakini bahwa manusia tempatnya salah, tempatnya berubah-ubah. Saya tidak lagi gampang terperdaya oleh manusia yang hari ini bilang A, besok bilang B. Itu sama sekali bukan kuasa saya, melainkan Tuhan yang maha membolak-balikan hati.
Jadi kalau sekarang saya lebih banyak diam dan tidak lagi bercerita pada kalian, bukan berarti saya angkuh dan membenci, tapi ada banyak hal yang nggak perlu kalian tahu. Apalah saya, bukan artis juga. Teu penting. 😂
Dan lagi, saya sudah janji sama diri saya buat nggak share apapun yang menyedihkan. Biar saja orang tahunya saya bahagia terus, biar jadi doa.
Baca Juga: Belajar dari Sebuah Perpisahan
Pelajaran yang bisa diambil dari patah hati itu..
Saya meyakini bahwa manusia tempatnya salah, tempatnya berubah-ubah. Saya tidak lagi gampang terperdaya oleh manusia yang hari ini bilang A, besok bilang B. Itu sama sekali bukan kuasa saya, melainkan Tuhan yang maha membolak-balikan hati.
Saya sudah hampir tidak pernah menangis lagi, saya mulai santai menjalani hidup, saya sudah nggak suka mencampuri urusan orang even itu keluarga sendiri, saya belajar untuk nggak bawa perasaan sama apapun yang terjadi. Biarlah orang mengenal saya sebagai orang yang selalu ceria. Ya, memang lebih baik begitu.
Yang terpenting adalah saya jadi bisa memaknai arti pertemuan dan perpisahan. Semua terjadi atas kehendak Tuhan, saya hanya menjalani skenario-Nya. Kalau saya dan dia dipisahkan itu berarti waktu saya dengan dia sudah habis. Begitu pun dengan orang-orang lain yang keluar masuk dihidup saya.
source: unsplash |
Saya sudah seharusnya bersyukur karena bisa lepas dari dia. Dulu dia selalu melarang saya untuk bersosialisasi dengan orang lain, semacam ikutan komunitas-komunitas. Ada saja alasannya kenapa saya nggak dibolehin ikut, dan anehnya saya selalu nurut karena sudah kadung sayang. Sementara sebelum akhirnya kami berpisah, saya baru tahu kalau dia ikut komunitas motor. Rupanya dia curang; mau membuat saya kurang pergaulan, tetapi dia bebas main dibelakang saya. Hhh.
Saya tahu, dia tidak suka saya mengenakan hijab. Saya memang kenal dia dari sebelum berhijab. Saya sadar, tapi dia nggak berani bilang. Karena dia selalu memajang foto saya dengan rambut terurai di profile picture Blackberry Messenger-nya. Saya tidak marah, lagi-lagi karena sayang. Bisa dibayangkan nantinya kalau saya punya imam yang seperti ini kan?
Satu lagi, dia tidak suka saya membeli barang-barang yang saya inginkan. Masalah style saya pun dikomentarin. Katanya saya ini sudah tua, harusnya sadar diri nggak pantas berpakaian seperti anak-anak. Saya seharusnya bisa anggun seperti mbak-mbak yang kerja di Bank. Entahlah siapa yang dia maksud. Mungkin memang punya wanita idaman lain seorang banker. 😂
Dia bilang, saya ini baik sama dia karena saya ada maunya. Padahal saya tidak pernah minta sepeserpun uangnya untuk foya-foya kayak mantan pacarnya. Saya jarang meminta antar jemput tiap kemana-mana karena tahu diri rumah dia jauh dari Kota Bandung.
Saya dulu kurus dan susah buat gemuk, dia selalu suruh saya gemukin badan untuk mengimbangi dia yang punya badan beirisi yang tingginya 183 cm. Anehnya setelah saya lepas dari dia, berat badan saya naik drastis dari 45kg jadi 53kg. Ternyata saya dulu nggak benar-benar bahagia. Tapi tertekan..
Sebagian orang bilang saya masih beruntung hanya dapat perlakuan abusive secara verbal, bukan tindakan. Tapi tahukah kalian bahwa sesungguhnya perkataan itu lebih tajam dari apapun? Yang mengerikan adalah saya masih mengingat setiap kalimat hinaan yang dia dan keluarganya lontarkan sampai detik ini.
Tapi tenang saja.. saya sudah cukup kuat untuk menghadapinya sendiri. Eh, nggak sendiri, ada Tuhan juga yang berjanji bahwa tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Biarlah saya merayakan kesedihan saya sendiri dengan melakukan apapun yang saya senangi daripada membuat orang lain terbebani.
Everything happens for the reasons.
Saya tahu, dia tidak suka saya mengenakan hijab. Saya memang kenal dia dari sebelum berhijab. Saya sadar, tapi dia nggak berani bilang. Karena dia selalu memajang foto saya dengan rambut terurai di profile picture Blackberry Messenger-nya. Saya tidak marah, lagi-lagi karena sayang. Bisa dibayangkan nantinya kalau saya punya imam yang seperti ini kan?
Satu lagi, dia tidak suka saya membeli barang-barang yang saya inginkan. Masalah style saya pun dikomentarin. Katanya saya ini sudah tua, harusnya sadar diri nggak pantas berpakaian seperti anak-anak. Saya seharusnya bisa anggun seperti mbak-mbak yang kerja di Bank. Entahlah siapa yang dia maksud. Mungkin memang punya wanita idaman lain seorang banker. 😂
Dia bilang, saya ini baik sama dia karena saya ada maunya. Padahal saya tidak pernah minta sepeserpun uangnya untuk foya-foya kayak mantan pacarnya. Saya jarang meminta antar jemput tiap kemana-mana karena tahu diri rumah dia jauh dari Kota Bandung.
Saya dulu kurus dan susah buat gemuk, dia selalu suruh saya gemukin badan untuk mengimbangi dia yang punya badan beirisi yang tingginya 183 cm. Anehnya setelah saya lepas dari dia, berat badan saya naik drastis dari 45kg jadi 53kg. Ternyata saya dulu nggak benar-benar bahagia. Tapi tertekan..
Sebagian orang bilang saya masih beruntung hanya dapat perlakuan abusive secara verbal, bukan tindakan. Tapi tahukah kalian bahwa sesungguhnya perkataan itu lebih tajam dari apapun? Yang mengerikan adalah saya masih mengingat setiap kalimat hinaan yang dia dan keluarganya lontarkan sampai detik ini.
Tapi tenang saja.. saya sudah cukup kuat untuk menghadapinya sendiri. Eh, nggak sendiri, ada Tuhan juga yang berjanji bahwa tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Biarlah saya merayakan kesedihan saya sendiri dengan melakukan apapun yang saya senangi daripada membuat orang lain terbebani.
Everything happens for the reasons.
I've learned at an early age that life isn't what I thought it'd be. I've learned that getting hurt is the only way to become stronger.
Udah nggak usah serius-serius gitu ah bacanya.. 🤣
Kalian tahu nggak hal pertama yang saya lakukan setelah saya lepas dari dia? GUE JUAL TUH SEMUA BARANG-BARANG YANG DIA + MAMANYA KASIH DI SITUS PRELOVED ONLINE. DAN HASILNYA GUE BELIIN SEMUA BARANG YANG GUE PENGEN. HAHAHA!
Alhamdulillah nggak ada yang larang saya pakai sepatu boot wedges + rok tutu.. 🤭
Kepada semua teman-teman yang mengetahui cerita saya ini. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mendengarkan cerita yang sesungguhnya. Saya nggak perlu kalian bela, saya hanya perlu didoakan semoga dalam keadaan apapun saya akan selalu baik-baik saja.
Untuk pembaca yang mungkin akan bilang apa yang saya alami adalah patah hati biasa dalam kehidupan, nggak apa-apa kok. Karena kalian mungkin nggak akan pernah ngalamin apa yang saya rasakan. Nanti saya cerita lagi ya, kalau waktunya tepat. 😊
Dan buat teman-teman yang pernah mengalami patah hati seperti saya; You're too special, Allah save your life from wrong person.
Kalau saja ini semua nggak terjadi, mungkin saya nggak akan bisa belajar memaknai hidup, nggak bisa melanjutkan passion saya yang tertunda, dan nggak bisa berbagi cerita melalui postingan ini.
Biar bagaimanapun juga saya tidak pernah menyesal sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan seseorang yang tidak diizinkan untuk menjadi masa depan saya. Im so grateful for that.
Apa yang saya alami ketika umur 25th, rupanya pernah juga dialami oleh sahabat saya dengan perspektif yang berbeda. So, please let me know, Mbak Sandra. 😊
Baca Juga: Quarter Life (Crisis) Experience: Terbebas dari Abusive Relationship by Sandra Nova
Baca Juga: Quarter Life (Crisis) Experience: Terbebas dari Abusive Relationship by Sandra Nova
Cheers,
Nesa
42 comments
Saya sangat setuju,karena hidup mah bukan untuk dicurhatkan. Buat dilakonan...
BalasHapusWkwk. Makasih Kak Nesa. :D
HapusSetelah baca ini refleks tarik nafas panjang hahaha.. Numpang Sharing dikit ah disini kalo nulis kayak kamu gini di blog gak berani haha.. Di tahun ke-6 pacaran & sedang mempersiapkan pernikahan tiba² gagal bubar! yg kecewa bkn aku aja tp keluarga besar.. mana malu ,sedih, diomongin pula. Aku sempet awal² susah bgt buat maafin diri sendiri ngerasa bersalah bgt sama mama papa yg mungkin mrk malu juga kan. Langsung berasa jd anak durhaka hahaha.. Untungnya bantuan Allah dtg jd gak sampe gila alhamdulillah wkwk. . dan ya itu polapikir berubah 360drajat bener banget! Toss dulu ah buat hidup kita yang lebih baik!�� tetep semangat, ,
BalasHapusHarus percaya sama Allah, fokus aja sama tugas kita didunia buat ibadah sama Allah, karena kita masih single berarti kita hrs memaksimalkan tugas kita sebagai anak berbakti sm orgtua, fokus sm kerjaan kita apapun itu semoga jd ladang amal, gak usah galau² mikirin yg belum Allah titipkan buat kita. Kita tuh sebenernya selow yah & happy² aja tp tekanan dr arah mana² kadang bikin kita kesel & sedih he he. . Semoga Allah kuatkan & sabarkan kita terus yaahh! Salam bahagia ! Salam jiwa yg sehat ��
Saya seringkali menolak ajakan bertemu dengan mereka, hanya karena saya nggak mau waktu saya terbuang sia-sia melihat dan mendengarkan kekonyolan mereka yang masih tetap sama.
BalasHapusLol kok sama sih, sayang ya beb rumah kita jauhan soalnya kamu rame dan ceria banget orangnya ❤️
Kalo aku krisisnya dari umur 18th sampe 23th beberapa bulan sebelum nikah, kirain aku aja yg pernah ngalamin life quarter crisis.
Semoga Nesa segera punya belahan jiwa yang lebih baik ya aamiin😍
Akkkk selalu ada hal baik disetiap cobaan. Semoga selalu didekatkan dengan orang-orang baik ya kaknesss. Semangat terusss :*
BalasHapusFirst of all, kukira dirimu masih usia 25 tahun 😂. Wagelaseh awet muda 😘.
BalasHapusSecond, you should proud of yourself, Nes. For being a survival, to be grateful for your life. Tidak semua orang bisa mengatasi kesulitan hidup seperti patah hati, misalnya, dan masih tetap menjalani hidup dengan penuh semangat seperti kamu.
Third, tolong pisahkan awalan di- dari kata keterangan tempat. Nyahahaha xD
After all, saya suka baca tulisan ini bukan hanya karena diceritakan dari hati tapi karena mengalir dan jernih.
You're stronger than you know, Teh. Bahagia dan sukses selalu, semoga Allah SWT kasih keberkahan dalam hidup Teteh, aamiin.
BalasHapusTehnesss andaikan kau tau, aku khusyuk banget loh baca blogpost ini. Salut sama tenes yang bisa berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu, gak pernah nyangka dibalik keceriaan tenes ternyata ada cerita mendalam yang pernah dialami. Thankyou udah mau sharing tentang ini, kini ku juga sedang mencoba untuk menghempas orang-orang drama disekitar ku. ditunggu ah diary selanjutnya hihi
BalasHapusDeuh jadi suka inget dulu sempet susah move on juga ampe idup berantakan dan alhamdulillah senjatanya emang setuju teh 'bodoamat'hehehe..
BalasHapusSumpah ya, itu paragraf pertama aku banget. Bahkan sebelum di umur 25. Dulu aku ngerasa, apa cuma aku yang sesakit itu, ternyata kita punya banyak permasalahan percintaan yang sama. Akhirnya, semua itu jadi pelajaran, bodohnya itu kembali terulang, semoga akhirnya tidak sama dengan yg lalu. Semoga berakhir bahagia saat kita perempuan sudah mendukung sejak 0.
BalasHapusNesaa, you nailed it, from girl to lady :")
BalasHapusBaca ini aku berasa flasback ke masa lalu, karena ya aku juga salah satu geng patah hati di usia yg lagi idealnya buat society. Seandainya dulu kurang berdoa, kurang piknik, mungkin aku beneran jadi gila secara mental karena ya awal2nya aku nangis terus tiap malam, insomnia, dan susah banget memaafkan diri sendiri.
Tapi bener ya everything happens for a reason, kalau nggak patah hati dulu mungkin hidup aku nggak lebih baik dari yang sekarang udah aku jalani.
Coba kalau dulu aku mulai ngeblog mainnya jauh, pasti pas patah hati di usia quarter lyfe crisis ini bisa ada teman lewat bacaan yang positif nes, hehe.
In real life, its really glad to know Nesa, lifestyle blogger junjunganqu :D
aku cuma bisa bantu doa semoga apa yg baik2 buat di Nesa disegerakan Allah swt untuk dikabulkan aamiin ya allah .
Aduh aku kaya lagi nonton drama hehe kirain aku hanya ada dicerita tv or sinetron ternyata orang patah hati itu macam2 yah say..jangan noleh lagi ke belakang yah, mungkin Allah akan memberi jalan yang lebih Allah sukai untuk ketemu dengaj jodoh yang baik insyaAllah
BalasHapusWaduh Nes, aku jadi inget masa jeprutku dulu. Aku jeprut di tahun 99. Hahaha... masa2 kuliah. Aku masih 21 tahun. Edaaaaan banget. Aku jatuh sejatuh-jatuhnya. Tapi bener, aku justru berterima kasih sama semua luka itu. Aku jadi kuat setelahnya. Kuat untuk ngadepin semua yang lebih berat. Dan begitulah hidup. Kumpulan dari masalah. Bahkan setelah nikah pun, masalah serupa datang lagi. Aku jatuh lagi dan lagi. Sedih sih kalo nginget itu semua. Tapi ya... inilah hidup. Duuuh... kok jadi ngacapruk. Pokoknya mah, semangat weh Nes. Maju teruuus. :))
BalasHapusMasya Allah menyentuh sekali ceritanya, sampe aku kepoin di cerita sebelumnya. Akupun pernah seperti itu😢
BalasHapusOMG kak nes been there too setahun terisolir karena toxic relationship dan merasakan crashes to pieces ampe kaya orang depresi. Tapi alhamdulilah memang benar Allah sayang sama kita makasi udah mau sharing ya teh :)
BalasHapusSo inspiring! Tipsnya sangat bermanfaat Teh
BalasHapusBtw, semuanya udah ada yang ngatur yaa Teh dan jalan yang udah Allah pilih buat kita itu emang yang terbaik dan membuat kita jadi lebih dewasa
Aku juga awalnya ga percaya teh kita terbentuk dari masa lalu dan aku pun ngalamin sekarang masalah di masalalu bisa jadi karakter kita jadi lebih dewasa dan tentunya lebih berfikir logis untuk memilih allah kasih jalannya buat kita karena allah memilih kita untuk lebih baik tentunya allah akan membwrikan kebahagiaan yg lebih lagi
BalasHapusAh teh Nesaa, baca ini mengingatkanku pada diri sendiri pas usia 19 haha. Nyatanya sakit hati membentuk kita semakin kuat kok ya. Selalu ceria teh Nesa, suka dengan gayanya suka dengan rok tutu nyaa 💕
BalasHapusYou did it teh!! Emang sesuatu yg menyakitkan itu yang mendewasakan.
BalasHapusSuka jadi pingin curhat kalau baca postingan gini teh. Aku dulu pacaran 5 tahun, dari SMA putus pas kuliah. Dia yg ninggalin. Tp setelah kupikir pikir kok dulu aku bego banget, gak sayang sama diri sendiri, insecure, gak pedean, di pikiran aku cm ada dia doang, aku gak mengeksplor diri aku maksimal, kemana mana diprotek ckck
Tapi setelah itu aku belajar buat lebih sayang sm diri sendiri.
Ya begitulah, sakit itu yg mndewasakan kita:)
Insya allah Allah dah siapin orang terbaik buat teteh:)
Nesaaaaaaa, saya pernah merasakan hal itu, mencintai orang yang salah. Terlanjur sayang sampe disuruh apapun oke, ga masalah. Bener, dulu mantanku juga ga suka aku gaul , ga usak aku kebanyakan gaya dan see dibelakang dia yang paling gaul dan tebar pesona, sakit hati pasti. Lepas dari mantan sialan itu, hidup saya jauh lebih baik dan bahkan alhamdulillah diberikan jodoh yang jauuuh lebih baik dari dia, jodoh yang terbaik dari Allah Swt itu indah meski kadang jalan yang harus dilalui menyakitkan dulu, namun percayalah selalu ada pelangi selepas badai. UUuunch aku meneteskan air mata karena ingat masa lalu, pedih diingat pahit dikenang. Hahaha. Ups kepanjangan .
BalasHapusSemangaat selalu yaa teH semoga selalu diberikan yang terbaik olehNya
BalasHapusKaka Nesa lama tak jumpa uwu!
BalasHapusAku belum pernah patah hati nyata seperti kakak.
Patah hatiku di dunia maya.
Ya, ngga se elegan itu emang :'
Sedi wkwkwkkw.
Btw kak, 'kehidupan saya berubah 360 derajat', kayanya yang pas 180 derajat deh. Soalnya kalau 360 berarti lingkaran sempurna yang artinya balik ke titik itu lagi, artinya sama aja. Kalau 1680 kan setengah lingkaran, berarti berkebalikan dari titik sebelumnya. Hehe, wuff you <3 (I know emotnya ga bakal muncul xD)
sumpaah baru tau kisahnya kamu beb. semangat pokoknya.. aku padamu <3
BalasHapusSharing yang bagus. Aku gak akan komen panjang-panjang. Cuma mau bilang ,I feel you. Aku juga mengalami dan pada akhirnya kita gak bisa gantungkan kebahagiaan kita sama orang lain. Thuhan srlalu punya rencana. Cheers ✨
BalasHapusAs long as you confident with your self, gausah takut gapunya temen. Gausah berusaha baik untuk semua orang, you don't deserve to be "yes man" for everyone just to get their friendship. "
BalasHapusIh setuju bgt deh sama quotesnya temennya sistur!!
Btw you deserve better, semoga tahun 2019 makin berbahagia yah sistur...
Luvv selalu��
Wow teh Nes.. Ternyata usia teteh lebih dewasa daripada saya tpi kok kayanya tuaan wajahku ya 😂😂
BalasHapusKu juga pernah ngerasain patah hati yg sama. Awal2 sediihh ga minat makan seminggu, berat badan turun drastis. Biar cepet move on akhirnya ku cari kegiatan biar diri ini sibuk dengan hal yang positif, Alhamdulillah kesibukan ini bikin aku berhasil melewati masa2 ga menyenangkan itu..
Setuju! Toxic people harus kita hempaskan demi kesehatan mental kita. Aku juga sekarang mulai milih lagi mana yang "pantas" untuk dijadikan sahabat, karena semua ada kapasitasnya masing-masinh.
BalasHapusPeluk tehnesaaaaa, hmmm aku jadi banyak tarik dan hembus nafas karena teteh sekeren ini menceritakan hal ini disini. Menjadi inspirasi aku untuk menuliskannya juga, suatu saat nanti. Insya Allah teh, jodoh adalah apa yang telah Allah qodar kan kepada kita dan Allah ga pernah dzolim sama hamba-Nya. Love
BalasHapus*semoga masuk ini komen*
BalasHapusANW, setelah beberapa waktu mengenal mbak lilis dan traveling bareng serta udah kena kejudesan mamtir, you really thought girl!!! Toss atuhlah, belajar BODOAMAT wkwkwkwk alias ga pusing sama omongan orang. Yang baik diambil, yang nyinyir balikin aja ke orangnya *eaaa*
Naini namanya hebat... sudah sadar akan masalahnya, dan bersedia mengeluarkan diri dari sana. Ples dapet untung pula dari jualan qiqiqiqi
BalasHapuswhat doesn't kill you make you stronger it is... alhamdulillah Allah selalu menjaga kita dari orang2 aneh. meskipun sakit, tapi membuat kita lbh kuat & tahan banting dibandingkan orang2 lain, insha Allah ya ness :)
BalasHapusAlhamdulillah sekarang udah jauh lebih baik ya keadaannya. Setiap orang pernah merasakan titik balik, aku pun begitu. Sekitar umur 24-25 juga
BalasHapustulisannya bagus teh, bisa mewakili buat yang mau move on dari patah hati, ya... ^^ pasti bakal banyak yang share lagi.. saya juga pernah merasa hal yang sama..
BalasHapusTetep semangat tth. Allah tidak akan memberikan cobaan melebihihi kemampuan hambanya kan? Semangat!
BalasHapusKeren banget Nesa, berani ngambil keputusan di usia amat muda
BalasHapusKarena banyak banget yang lebay hingga usia tua, padahal yang bisa bikin perubahan ya hanya diri kita
he didn't deserve you.
BalasHapusorang2 kayak gitu dihempaskan saja ke antariksa
suka geleuh sama orang yang ngelarang ini itu, gak taunya dia ini itu di belakang =_=
Gak tau apa istilahnya, tapi aku rasa...semua orang pernah patah hati ya, Nes..
BalasHapusTapi bagaimana mereka bisa keluar dan menjadi kupu-kupu cantik...itulah yang harus kita pelajari.
Dan aku rasa,
Kamu sudah menunjukkan hal itu kepada dunia.
Bahwa kupu-kupu cantik ini....
bernama Nesa.
I feel you nesa :). percayalah, kita pernah dalam 1 boat yg sama. bedanya, aku sempet sudah menikah dgn org ini, sblm akhirnya sadar makhluk seperti apa dia sebenernya .. Tapi kalo orang lain mungkin malu utk bercerai, aku lebih memilih cerai drpd hidupku ga bahagia. dan terbukti itu langkah yg paling bener, krn toh Allah menggantinya berkali lipat dgn suami yg jauh lbh baik :).
BalasHapusBanyak temen yg dulu bilang, ya iyalah, kamu blm ada anak. enak kalo cerai. Mereka g tahu, kalopun saat itu aku ada anak, aku akan ttp pilih cerai drpd tersiksa dengan tingkah laku laki2 kasar. ga sudi :) . Kita wanita berhak bahagia. jgn takut disakiti laki2. kita toh bisa memutuskan mereka kalo selama ini cm ngerasain sakit doang. dan ambil pelajaran dari semuanya. anggab aja obat pahit yg bisa membuat kita sembuh pd akhirntallya kan :)
Ikut bahagia mbak, bisa lepas dari masa lalu. Saya juga pernah ngalami yang namanya putus asa. 10 tahun melewatikan waktu yang sia-sia. Pingin lari nggak bisa, bertahan juga nggak kuat. Tapi Alhamdulillah, jodoh itu ternyata dekat, dan ternyata bukan dia orangnya. Allah punya rencana yang lebih baik, meski kadang kita harus melewatinya dengan rasa sedikit pahit.
BalasHapusSemua yang tak membuat kita mati,akan menguatkan kita,nes. Setiap kepahitan yg berhasil kita lalui membuat kita naik ke level kehidupan yg lebih tinggi. Selamat,Nesa..
BalasHapus25 tahun of me, tentang broken heart yang datangnya bersamaan dengan tekanan hidup saya dari seseorang - a family member yang berkuasa atas hidup di masa sekolah saya, bukan orang-tua tapinya. Apa impian saya satu2nya di umur segitu? Tertidur lantas mati. Ini yang saya minta tiap malam mau tidur. Saya mau mati tapi nggak mau sakit, karena artinya akan menyusahkan orang lain - terutama yang menekan saya ini.
BalasHapusDan kalau sekarang, nggak dipungkiri mulut2 nyinyir itu memang sesekali bikin tertekan. Iyess, bodo amat is the best way for my life. Saya hanya berurusan dengan orang baik, walau nggak banyak.
Hi, thank you so much for stopping by. Let's connected!
- nesa -